Sahabat perpus seperti itu kami menyebutnya, suatu kegiatan yang melibatkan peserta didik dalam proses keseharian perpustakaan, awal munculnya sahabat perpus adalah sebuah angan-angan yang saat itu sekolah memikirkan bagaimana cara melibatkan peserta didik di dalam kegiatan perpustakaan dengan tujuan meningkatkan minat serta kegemaran peserta didik dalam berkunjung dan membaca. Ketika mendapatkan masukan seperti itu saya sempat bingung karena tidak memiliki gambaran tentang sahabat perpus.
Singkat cerita saya berangkat misi, dan saat itu perpustakaan dibina oleh Pak Justinus selaku koordinator perpustakaan, saya masih ingat waktu itu peserta didik yang menjadi anggota sebanyak 12 siswa yang berlatar belakang mereka suka berkunjung dan suka meminjam buku. Saat di tempat misi saya mengikuti proses-proses kegiatan sahabat perpus serta belajar bagaimana cara untuk mengkoordinir siswa yang menjadi anggota. Sesampainya saya di Surabaya dan bekerja kembali saya masih bingung bagaimana cara mengkoordinir para anggota, saya mencoba kembali lagi mengamati dan belajar dari Pak Justinus tentang hal itu agar sahabat perpus tetap berjalan dan semakin diminati siswa. Tepat setelah raker bulan Juni Pak Justinus mendapatkan tugas lain dari sekolah, di sinilah kebingungan muncul kembali terutama dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan perkerjaan dan mengkoordinir peserta didik agar berjalan seimbang. Di bulan Agustus saya mencoba memberikan kegiatan kepada siswa yaitu melakukan piket di perpustakaan secara bergantian pada saat jam istirahat pertama, kedua, dan pulang sekolah, saya berpikir piket adalah hal yang mudah, siswa yang datang membantu kegiatan di perpus seperti melayani sirkulasi buku, menyampul, dan kegiatan administrasi perpus, sekitar 27 siswa yang masuk menjadi anggota namun yang datang terkadang 10 anak dalam satu minggu dan hal ini membuat saya berpikir untuk membentuk suatu struktur kepengurusan agar piket dapat berjalan dengan maksimal. Saya merasa sangat bersyukur terbantu sekali dengan hal ini. Dampak yang diberikan sangat besar sekali seperti ketika SAS lalu saya menjadi teknisi dan proses perpanjangan buku masih berjalan dengan bantuan sahabat perpus, kunjungan semakin meningkat.
Dari hal ini saya menyadari bahwa suatu proses membutuhkan kesabaran mulai dari belajar hingga menerapkan, serta mencari solusi-solusi yang mudah untuk dipahami dan dilakukan tentunya juga tidak terlepas dari perana sekolah dan bapak ibu yang mendukung proses sahabat perpus agar semakin hidup dan berwarna serta bermakna.
Pustakawan
Stefanus Ifut Yudayana, S.Ptk