Santo Pelindung

VINCENTIUS DE PAUL

Hidup pada tahun 1591 – 1660 sebagai seorang imam pendiri Kongregasi Misi (CM) dan Kongregasi suster-suster Putri Kasih. Ia Lahir di Pouy dan meninggal di paris. Santo Vincentius adalah santo pelindung bagi karya amal dan lembaga amal. Arti nama vincentius de Paul adalah menang. Pestanya diperingati setiap tanggal 27 September. Vincentius terkenal sebagai pecinta kaum papa miskin dan penghibur orang yang menderita. Ia dilahirkan di sebuah dusun di Perancis Selatan. Orang tuanya hanya seorang petani kecil. Ia menjadi penasehat ratu dan tokoh terpandang dalam gereja. Ia senang menceritakan liku-liku hidupnya dimasa kecil, misalnya kisahnya sebagai penjaga kawanan babi ayahnya, dan sebagainya. Vincentius adalah anak yang cerdas tapi ayahnya miskin. Syukurlah seorang dermawan bersedia membiayai sekolahnya.Setelah lulus dari sekolah menengah ia mengikuti bisikan hatinya untuk menjadi imam. Orang tuanya bingung memikirkan besarnya biaya sekolah. Namun akhirnya ayahnya meloloskan permintaan Vincentius dengan menjual lembu yang adalah miliknya yang paling berharga. Vincentius mencari tambahan biaya dengan memberi les privat kepada beberapa anak orang kaya. Pada usia 20 tahun Ia ditahbiskan menjadi imam. Beberapa waktu kemudian, ia mengadakan suatu perjalanan, namun kapalnya disergap bajak laut sehingga Ia ditangkap dan dijadikan budak belian di Tunisia. Vincentius bagaikan piala bergilir yang berkali-kali diperjualbelikan. Majikan yang terakhir adalah seorang Kristen yang murtad, Vincentius berhasil menobatkannya dan bersama dengannya lari ke Perancis.

Sesudah Bebas, kurang lebih 10 tahun Vincentius menjadi pastur paroki yang rajin dan membalas budi mereka yang pernah berbaik hati. Kemudian Ia mulai mengumpulkan beberapa imam projo untuk menghidupkan kembali pelita iman Kristen penduduk kampung pelosok yang sudah mulai pudar cahayanya.Mereka giat mengadakan misi ke semua pelosok pedalaman. Inilah permulaan Serikat Imam untuk Karya Misi Lazaris yang bekerja didaerah pedusunan dan seminari-seminari. Kehidupan rohani para imam juga mulai disegarkan dengan doa, ibadat dan karya cinta kasih. Perhatiannya pada kaum miskin dan menderita sangat menonjol, maka tak mengherankan Vincentius tak jemu-jemu mengayunkan kakinya ke lorong-lorong semua kota Paris, menyeruak kegelapan malam untuk menyelamatkan anak-anak yang dibiarkan mati kedinginan dan kelaparan oleh orang tuanya. Tapi bukan itu saja, Ia juga menjadi penyelamat orang kaya, sebab Ia berhasil mengetuk pintu hati mereka agar bermurah hati membantu kaum miskin. Ia berhasil mengorganisir kelompok-kelompok amal kaum awam. Ia juga mendirikan Kongregasi suster Putri Kasih, Ia mendidik puteri desa supaya menjadi perawat dan pekerja social. Mereka membantu orang-orang sakit dirumah sendiri, di gubuk kecil, mengumpulkan anak-anak yang ditinggal begitu saja, merawat penderita sakit jiwa dan memberi pertolongan kepada tentara di medan perang. Semuanya diilhami oleh pandangan Vincentius tentang cintanya kepada Tuhan yang praktis : “CINTAILAH DENGAN KEDUA-TANGANMU SAMPAI KECAPAIAN DAN DENGAN BUTIR-BUTIR PELUH YANG MENGUCUR DARI WAJAHMU”.