Fe3+(aq) + p 3SCN−(aq)D Fe(SCN)3(aq)
Kuning tidak merah
Jingga berwarna darah
Fe (SCN)3berwarna merah darah. Perubahan intensitas warna menunjukkan arah pergeseran kesetimbangan. Jika karena suatu “aksi” warna larutan bertambah merah, hal ini menujukkan bahwa Fe (SCN)3bertambah, berarti kesetimbangan bergeser ke kanan. Pada percobaan ini harus digunakan tabung reaksi yang sama ukurannya, karena intensitas warna larutan tidak hanya bergantung pada konsentrasi spesi warna tetapi juga ada ketebalan/ tinggi larutan. Perhatikan gelas yang penuh air teh. Warnanya tampak lebih tua jika dilihat dari arah samping.
Selain konsentrasi, suhu juga berpengaruh terhadap reaksi kesetimbangan. Senyawa yang dapat membentuk reaksi kesetimbangan banyak terdapat pada senyawa kompleks seperti senyawa tembaga dan kobalt. Pada percobaan ini akan digunakan senyawa tembaga (Cu). Larutan CuSO4yang ditambahkan dengan NaCl akan membentuk senyawa kompleks [CuCl4]2−dengan adanya pemanasan. Pada saat pendinginan akan tersusun kembali bilangan koordinasi senyawa kompleks dalam suatu reaksi kesetimbangan. Masing-masing senyawa memberikan warna yang berbeda pada larutan. Berikut persamaan reaksi kesetimbangannya:
[CuCl4]2−D [Cu (H2O)6]2+
Saat dipanaskan, teerbentuk senyawa kompleks [CuCl4]2−yang berwarna hijau, sedangkan saat didinginkan terbentuk senyawa kompleks [Cu (H2O)6]2+yang berwarna biru.
Rahati Arniayu, S.SiGuru Kimia SMA Katolik St. Louis 2 Surabaya