STRUKTUR KURIKULUM
Tujuan dan alasan ditetapkannya struktur kurikulum di SMA Katolik St Louis 2 adalah untuk memberikan kerangka yang jelas dan sistematis dalam penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi:
- Menjamin keteraturan proses belajar, menjadi acuan dalam mengatur mata pelajaran, alokasi waktu, dan urutan materi, sehingga proses belajar berlangsung terarah dan tidak tumpang tindih.
- Menjamin tercapainya kompetensi lulusan, agar siswa memperoleh capaian pembelajaran sesuai standar nasional maupun visi-misi sekolah.
- Mengintegrasikan berbagai bidang ilmu, melalui pembagian mata pelajaran dan kegiatan pembelajaran, siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara seimbang.
- Memberikan kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik, memberi ruang diferensiasi dan peminatan, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi, bakat, dan minatnya.
- Mewujudkan kesinambungan jenjang pendidikan, menjadi landasan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
- Menjadi pedoman bagi guru dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran agar tujuan pendidikan tercapai.
- Mengarahkan pendidikan sesuai dengan konteks nasional dan lokal, pendidikan tetap berakar pada kebijakan nasional, tetapi juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan daerah dan sekolah.
Pelaksanaan struktur kurikulum di SMA Katolik St. Louis 2 mengacu pada Kurikulum Nasional yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka. Beban belajar berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Kurikulum Merdeka diimplementasikan pada kelas X, XI dan XII dengan beban belajar yang memuat beban belajar wajib (muatan nasional) dan beban belajar tambahan, dengan uraian sebagai berikut:
- Pembelajaran Intra-kurikuler, meliputi beban belajar ini memuat semua mata pelajaran yang bersifat nasional, dengan materi pembelajaran setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar Dan Menengah, Nomor 046/H/KR/2025 tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Muatan lokal yang dipilih oleh SMA Katolik St. Louis 2 adalah Bahasa Daerah sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di sekolah. Selain itu sekolah juga mengembangkan Bahasa Mandarin, dengan latar belakang bahwa Bahasa Mandarin menjadi salah satu sarana pembelajaran penting untuk menunjang era globalisasi, karena penguasaan bahasa internasional ini membuka peluang lebih luas dalam komunikasi, pendidikan, maupun persaingan di dunia kerja bagi murid nantinya.
- Pembelajaran Ko-kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran di luar intrakurikuler (jam pelajaran formal) yang dirancang untuk memperkuat, memperdalam, dan memperkaya materi pelajaran serta mengembangkan potensi dan karakter siswa, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025. Ko-kurikuler di SMA Katolik St. Louis 2 dikemas sebaik mungkin, dengan mengkolaborasikan program sekolah, pembinaan siswa dan penguatan intra-kurikuler.
- Kelas X ada 4 (empat) tema Ko-Kurikuler, yaitu :
- “Love Me Love You” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Agama, Sosiologi.
- “Trembesi Terrace ke-7” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Komunikasi, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Ekonomi, Kewirausahaan
- “Jaga Raga Jaga Jiwa Untuk Hidup Berkualitas” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Kesehatan, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Biologi dan Bimbingan Konseling.
- “Karya Tulis Ilmiah” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Penalaran Kritis, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
- Kelas XI, ada 3 (tiga) tema Ko-Kurikuler, yaitu:
- “Demokrasi Asyik Pemimpin Keren” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Kewargaan, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Pendidikan Pancasila
- “Bersama Mereka, Kutemukan Jalan Pengalaman Panggilan di Tengah Hidup Nyata” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Kemandirian dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Sosiologi, Agama, Seni Budaya.
- “Trembesi Terrace ke-8” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Kreativitas, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Ekonomi, Kewirausahaan, Pendidikan Pancasila.
- Kelas XII, ada 2 (dua) tema Ko-Kurikuler, yaitu :
- “Berakar dan Berbuah”, yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Agama, Bahasa Daerah.
- “Trembesi Terrace ke-8” yang memperkuat Dimensi Profil Lulusan Kemandirian, dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu Ekonomi, Kewirausahaan, Sosiologi
- Kegiatan Ekstrakurikuler yang diatur di luar kegiatan intra-kurikuler dan Ko-kurikuler. Ada 15 jenis ektra-kurikuler di SMA Katolik St. Louis 2.
Dalam pelaksanaan seluruh proses pembelajaran di SMA Katolik St. Louis 2 Surabaya selain melibatkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan juga melibatkan secara langsung untuk mensukseskan semua proses pembelajaran yang sudah direncanakan. Pemerintah Daerah, terutama Dinas Pendidikan Propinsi, Orang tua dalam wadah Komite Sekolah, Perguruan Tinggi Kerjasama yang terlibat langsung dalam Pengembangan Diri Siswa (Pengembangan Life Skill, misalnya Public Spaking, Digital Marketing, Administrasi Perkantoran dll.) serta beberapa instansi terkait (Puskesmas, Kepolisian, BNN) senantiasa dilibatkan dan diundang langsung dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang terkait bidang tugasnya masing-masing. UMKM dilibatkan dalam proses pembelajaran, salah satunya dalam kegiatan Ko-Kurikuler sehingga bisa berbagi pengalaman berwirausaha kepada para murid. Alumni sangat membantu dan terlibat dalam berbagi pengalaman dan kiat-kiat suksesnya untuk memotivasi siswa dalam “Program Alumni Mengajar”
Berikut ini beberapa ke-khasan Proses Pembelajaran di SMA Katolik St. Louis 2
- Kolaborasi Pembelajaran (Integrated Learning)
Integrated Learning, yaitu pembelajaran kolaboratif lintas mata pelajaran, yang tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga melatih siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, meneliti, dan menyelesaikan masalah nyata melalui proyek dan penelitian. Contoh topik nyata Integrated Learning (misalnya isu lingkungan, kesehatan, atau teknologi). Pembelajaran ini menggabungkan beberapa mata pelajaran untuk membahas suatu topik atau masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan cara ini, siswa bisa memahami hubungan antarilmu dan sekaligus melatih penerapannya dalam kehidupan nyata. Berikut beberapa kolaborasi pembelajaran yang merupakan kekhasan di SMA Katolik St. Louis 2, antara lain:
- Membahas isu pemanasan global dengan sudut pandang dari berbagai mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi
- Membahas hubungan Sosiologi dengan bidang disiplin ilmu yang lain, melibatkan mata pelajaran Geografi Sosial dan Sosiologi
- Pembahasan peristiwa up to date tentang Demokrasi sebagai bentuk penyaluran aspirasi masyarakat, melibatkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam penulisan suatu artikel dan Pendidikan Pancasila.
- Analisis Jurnal Ilmiah secara kuantitatif, yang melibatkan mata pelajaran Biologi dan Matematika mengenai analisa data dengan tabel dan grafik korelasi beberapa variabel.
- Pembuatan Karya Tulis Ilmiah dengan penelitian sederhana yang melibatkan beberapa bidang mata pelajaran terkait, baik penelitian tentang sains maupun sosial.
- Pembelajaran Berbasis Aktifitas (Activity-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Learning) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa siswa belajar melalui kegiatan langsung (learning by doing), bukan hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Pembejaran ini memiliki beberapa ciri, antara lain: mengutamakan pengalaman nyata, siswa aktif melakukan, mencoba, dan mengeksplorasi, guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber belajar. Hal ini sangat cocok untuk melatih keterampilan, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Contohnya :
- Praktikum di laboratorium untuk mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, Teknologi Informasi
- Melakukan Kunjungan dan Studi Lapangan ke Bank Indonesia dan Pasar Modal.
- Studi Budaya dengan mengunjungi dan membuat laporan kunjungan di Monumen Tugu Pahlawan, Monumen Jaya Mahe, Situs Majapahit di Trowulan, Pura Agung Jagad Karana dan lain-lain
- Studi Industri dengan mengunjungi Pabrik Pocari Swaeat, Viva, Kiwi Kimia, dan lain-lain.
- LMS (Learning Management System)
Modul pembelajaran dikembangkan untuk membantu guru dalam menyiapkan pelajaran yang lebih sistematis dan terorganisasi. Selain itu, modul ini dirancang agar pembelajaran lebih responsif terhadap keragaman siswa. Bagi siswa, modul pembelajaran juga dibuat untuk membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri. Oleh karena itu, modul dilengkapi dengan:
- latihan yang tersusun secara terstruktur dan berurutan,
- video pembelajaran (flip videos),
- tautan materi pengayaan,
- serta contoh-contoh penilaian.
4. Transparansi Pembelajaran
SIS (Sistem Informasi Sekolah) yang ada di SMA Katolik St. Louis 2 adalah sistem online memungkinkan siswa dan orang tua untuk mengakses informasi lengkap mengenai berbagai aspek pengelolaan sekolah. Sistem ini menyediakan transparansi dan kemudahan akses terhadap informasi penting terkait sekolah, termasuk nilai, catatan kehadiran, jadwal, pengumuman, dan data relevan lainnya. Dengan menggunakan sistem ini, siswa dan orang tua dapat selalu mengikuti perkembangan akademik siswa serta terlibat secara aktif dalam perjalanan pendidikan mereka.
Untuk mendukung proses transparansi pembelajaran dilaksanakan beberapa kali pertemuan orang tua. Pertemuan rutin antara orang tua dan guru dilaksanakan untuk mendorong komunikasi terbuka serta kolaborasi antara keduanya. Pertemuan ini menjadi kesempatan untuk membahas perkembangan siswa, menanggapi pertanyaan atau kekhawatiran, serta menyampaikan pembaruan atau perubahan penting dalam pendekatan pendidikan. Sosialisasi beberapa aturan akademik, mengenai kurikulum sekolah, struktur kurikulum, tujuan, capaian pembelajaran, penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan. Dengan demikian, sekolah, siswa dan orang tua dapat menyelaraskan harapan mereka dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan orang tua secara aktif dalam perjalanan pendidikan, sekolah mendorong transparansi sekaligus memperkuat kerja sama antara rumah dan sekolah.