Pada tahun ini saya sebagai guru bimbingan dan konseling mendapatkan tugas pendampingan kelas X dan kelas XI. Tahun pelajaran ini, sekolah mendapatkan siswa yang memadai untuk kelas X dan memiliki karakter yang unik-unik sampai beberapa teman-teman guru bercerita kelas X itu anaknya kreatif dan periang. Tidak mengenal lelah setiap PBM mulai jam pertama sampai jam ke sepuluh, saya sebagai guru bimbingan konseling sangat tertarik untuk mengenal lebih dekat dengan siswa kelas X. Memulai dengan masuk kelas dengan sharing bagaimana belajar di sekolah yang baru dengan bertemu teman-teman baru, hingga sharing tipe belajar, pengenalan mapel dan karir masa depan, serta soisometri. Saya melihat anak kelas X memang unik dan asik. Dari sini saya mengenal anak yang selalu membuat suasana kelas jadi meriah dan yang terlihat pendiam tetapi untuk kegiatan sosial sangat bagus. Setiap saya bertemu anak-anak, saya selalu menyapa, saya tanya bagaimana belajarnya, bagaimana kondisi hari ini, kadang anak ini kalau saya dekati untuk mengajak ngobrol pasti malu sama temannya karena dianggap ada masalah. Saya menjelaskan ke teman-temannya bahwa setiap Pak Dedy mengajak ngobrol atau dipanggil ke BK bukan anak yang selalu bermasalah. Akhirnya anak ini jadi paham, karena waktu SMP, punya pengalaman dipanggil ke BK pasti bermasalah. Setelah mengerti penjelasan itu, anak-anak jadi menyadarii bahwa BK bukan tempat anak yang bermasalah saja, tetapi untuk perencanaan masa depan, perencanaan belajar untuk lebih baik lagi dsb.
Anak tadi itu ingin saat d SMA menjadi anak yang lebih baik daripada saat SMP, sehingga dalam proses perkembangan untuk yang lebih baik. Perkembangan anak butuh proses yang harus dilalui dengan penuh kesabaran, setiap bulan saya mengamati siswa-siswi. Melalui pengamatan itu, mulai memunculkan adanya perubahan sedikit demi sedikit, mulai adanya kesabaran, walaupun kadang melenceng lagi dan mengingatkan kembali, itulah proses yang harus dilalui, untuk sementara masih belum masuk di proses pembelajarannya.
Dengan pendampingan anak memang harus masuk seperti teman di kala anak sedang membutuhkan bantuan untuk tempat curhat dan mencoba untuk memberikan support kadang dipakai atau tidak tetep menjadi bagian dalam mendampinginya.
Untuk kedepannya diperlukan kerjasama dalam mendampingi anak sehingga dalam observasi lebih lengkap, semakin banyak yang memberikan support ke anak tersebut menjadi lebih pas dan perlunya kesabaran dan ketlatenan.
Guru Bimbingan Konseling
Robertus Dedy K, S.PD