Organisasi Siswa

Tempat Mengembangkan Kepemimpinan dan Kolaborasi Siswa

ORGANISASI SISWA SMA KATOLIK ST. LOUIS 2 SURABAYA

 

            SMA Katolik St. Louis 2 memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk mengembangkan kepemimpinan dan kemampuan berorganisasi sebagai bekal di masa depan. Beragamnya organisasi siswa selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam 10 profil lulusan SMA Katolik St. Louis 2, salah satunya yaitu menjadikan siswa-siswi sebagai pribadi yang relasional dan kolaboratif atau gembira dan suka bekerjasama. Hal ini diwujudkan dalam beberapa kegiatan kolaborasi antar organisasi siswa yang menghasilkan suatu program baru. Beberapa organisasi siswa tersebut antara lain, OSIS, MPK, SSV, KSK, Clings, dan Tim Marketing.

  1. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

OSIS SMA Katolik St. Louis 2 merupakan organisasi yang aktif dalam merencakan hingga melaksanakan suatu kegiatan secara kreatif dan inovatif. OSIS SMA Katolik St. Louis 2 berdiri semenjak sekolah ini dibangun. Hal utama yang mendasari dibentuknya OSIS, yaitu mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin di masa depan. OSIS terdiri dari 20 siswa yang terpilih melalui beberapa tahap seleksi, Tahapan seleksi OSIS terdiri dari tahap wawancara awal, tahap wawancara tingkat pembina, tahap seleksi outbond, dan tahap terakhir diteguhkan dengan kegiatan LDKS. Hal yang menarik dalam kegiatan LDKS di SMA Katolik St. Louis 2, yaitu LDKS diikuti oleh seluruh atau perwakilan siswa dari berbagai organisasi siswa lainnya. Tentunya ini menjadi bentuk sederhana dari kolaborasi yang dilakukan.

OSIS SMA Katolik St. Louis 2 berperan aktif dalam merancangkan program kerja yang selaras dengan visi sekolah selama satu tahun pelajaran, Terdapat banyak kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh OSIS dengan program sekolah. Beberapa kegiatan tahunan yang dijalankan yaitu, Vincentius Day, Classmeet, perayaan Natal, perayaan Paskah, lomba memperingati hari kemerdekaan Indonesia, dan kegiatan-kegiatan lainnya selama satu periode. Setiap periode terdapat satu kegiatan unggulan yang diusulkan oleh ketua dan wakil ketua OSIS terpilih dalam periode tersebut. Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih melalui voting yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru pembina.

  1. MPK (Majelis Perwakilan Kelas)

Majelis Perwakilan Kelas (MPK) adalah sebuah organisasi intra-sekolah yang berperan sebagai perwakilan siswa di setiap kelas. MPK bertindak sebagai lembaga legislatif atau pengawas yang sejajar, atau bahkan di atas OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Beberapa fungsi dan tugas MPK yaitu, mengawasi dan memantau kinerja OSIS, menampung aspirasi siswa, memberikan kritik/ saran, meminta laporan pertanggungjawaban kepada OSIS, mengurus administrasi MPK. Perbedaan OSIS dan MPK terdapat pada tiga aspek, yaitu posisi, tugas, dan keanggotaan. Posisi MPK adalah sebagai lembaga legislatif seperti pada pemerintahan dan sebagai pengawas. Tugas MPK berfokus pada pengawasan dan penyampaian aspirasi. Salah satu kegiatan kolaborasi yang dikerjakan oleh OSIS dan MPK adalah kegiatan Pemilu. MPK sebagai panitian pelaksaan pemilu, OSIS berperan untuk menyiapkan kaderisasi dan pencalonan ketua serta wakil ketua OSIS. Anggota MPK terdiri dari perwakilan 1-2 siswa yang dipilih secara demokratis di kelas masing-masing. Kepengurusan MPK dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pengurus inti dan komisi bidang. Pengurus inti terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Sedangkan komisi bidang lebih kepada kepengawasan terhadap program OSIS sesuai dengan komisi bidang masing-masing. Secara ringkas, jika OSIS adalah “pemerintah,” maka MPK dapat dianggap sebagai “parlemen” atau “DPR” di tingkat sekolah.

  1. KSK

Kader Siswa Katolik (KSK) merupakan organisasi bentukan dari Yayasan Lazaris. Organisasi ini bergerak di bidang katolisitas, yang tujuan awal dibentuknya adalah untuk tetap menjaga dan merawat nilai-nilai katolisitas tidak luntur dalam sekolah katolik. Tentu kita tahu bahwa sekolah katolik ini sebagian besar muridnya adalah beragama Kristen. Yayasan Lazaris memandang bahwa perlu ada sebuah gerakan yang berfungsi untuk menjaga dan merawat nilai katolisitas ini, sehingga kekhasan sekolah katolik tetap eksis, dan para murid yang beragama katolik memiliki rasa bangga menjadi katolik sejati.

Untuk keanggotaannya sendiri, seluruh siswa katolik di St Louis 2 adalah anggota KSK. Namun, ada beberapa siswa yang direkomendasikan oleh walikelas sejak kelas X (dibantu rekomendasi juga dari tim YKBS saat kegiatan Kampung Syukur), mereka akan dikader untuk menjadi pengurus KSK. Kepengurusan ini berjenjang, mulai dari kelas X, XI, dan XII. Tentu setiap jenjang pengurus KSK ini memiliki program kegiatan yang berbeda, sehingga fokusnya bisa mencakup beberapa kegiatan katolisitas di sekolah.

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh KSK meliputi:

  1. Menyiapkan ibadat (Adven, APP, ibadat kelas) misa (Jumat Pertama, tematik sekolah)
  2. Mengkoordinir kegiatan pertemuan rutin untuk seluruh siswa katolik setiap jenjang
  3. Mengkoordinir kegiatan Visualisasi Jalan Salib (VJS)
  4. Mengkoordinir kaderisasi pengurus KSK kelas X
  5. Mendampingi Kampung Syukur

 

  1. SSV (Serikat Sosial Vinsensius)

        Serikat Sosial Vinsensius (SSV), atau Society of Saint Vincent de Paul (SSVP) secara internasional, adalah organisasi awam Katolik sukarela yang berfokus pada pelayanan pribadi kepada kaum miskin dan yang membutuhkan. Didirikan di Paris, Prancis, pada tahun 1833 oleh Beato Frédéric Ozanam, perkumpulan ini mengambil nama pelindungnya, Santo Vinsensius de Paul, yang terkenal sebagai pencinta kaum miskin. Misi utama dari organisasi SSV, yaitu mengkuduskan anggota, memberikan kesaksian melalui aksi nyata, membangkitkan persaudaraan, dan menemukan Kristus dalam diri sesama. SSV menjadi alat untuk menjadi berkat bagi masyarakat sekitar. Untuk kepengurusan SSV hanya ditangani oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara, sedangkan yang lainnya adalah anggota. Untuk sekolah didampingin dengan pembina untuk memberikan masukan dan membantu proses kegiatan. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh SSV, yaitu kegiatan sosial berupa kunjungan ke Panti Asuhan, bazaar murah. Kegiatan bakti sosial berupa pemberian sembako yang berkolaborasi dengan tim UKS dalam distribusinya. Kegiatan rekoleksi dan pembinaan sebagai kesempatan untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh Dewan Daerah atau Dewan nasional SSV.

  1. TIM MARKETING SEKOLAH

Tim Marketing Siswa, sebuah tim kreatif yang berisi generasi muda penuh ide, energi, dan kebanggaan terhadap sekolahnya. Dibentuk dengan tujuan sederhana namun bermakna besa, yakni mengajak siswa menjadi wajah dan suara bagi sekolahnya sendiri. Sekolah percaya, siapa lagi yang paling bisa menceritakan kehidupan di SMAK St. Louis 2 kalau bukan para siswanya sendiri? Dari keyakinan itulah, terpilihlah 16 siswa-siswi terbaik, masing-masing dua perwakilan dari setiap kelas X dan XI, yang kemudian dilatih untuk menjadi duta sekolah. Mereka bukan hanya belajar berbicara tentang sekolah, tetapi juga menjiwai nilai-nilai dan semangat Vincentian yang dihidupi di SMA Katolik St. Louis 2 dalam setiap cerita dan tindakan.

Tim ini menjadi wadah bagi siswa untuk belajar lebih dari sekadar teori. Mereka belajar berkomunikasi, berpikir kreatif, dan membangun citra positif sekolah. Di era digital seperti sekarang, promosi sekolah tidak hanya tentang brosur atau spanduk, tetapi tentang cerita, pengalaman, dan nilai-nilai yang dihidupi oleh para siswanya. Melalui Tim Marketing, siswa diajak untuk menjadi bagian dari perjalanan branding sekolah, menampilkan keunikan, keunggulan, dan karakter St. Louis 2 dengan cara yang menarik, modern, dan tetap berakar pada nilai-nilai Kristiani.

Keterampilan praktis yang didapatkan dalam tim marketing sekolah, yaitu kemampuan untuk berbicara di depan umum menyampaikan branding sekolah, melakukan promosi digital di media sosial, keterampilan storytelling, komunikasi efektif, belajar melakukan simulasi atau roleplay praktik dari situasi nyata di sekolah, dan membuat action plan promosi kegiatan diimbangi dengan berbagai ide kreatif untuk promosi. Selain itu, setiap hari Jumat di minggu ke-2 dan ke-4, para anggota Tim Marketing Siswa berkumpul. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, mereka berlatih presentasi, bertukar ide, dan mengembangkan strategi promosi sekolah. Lebih dari sekadar tim promosi, para anggota Tim Marketing Siswa belajar menjadi pemimpin muda yang komunikatif, visioner, dan berkarakter. Mereka bukan hanya berbicara tentang sekolah, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai SMA Katolik St. Louis 2 dalam tindakan nyata. Tim ini menjadi bukti nyata bahwa promosi sekolah tidak hanya tentang menarik perhatian, tetapi tentang menginspirasi dan menebarkan nilai-nilai kebaikan melalui cerita dan karya para siswa