Mendidik Kesadaran Sosial di Kelas, Menumbuhkan Kepemimpinan Melayani di OSIS: Ketika Ilmu dan Keteladanan Bertemu

Lain-lain

Menjadi guru adalah tanggung jawab 24 jam. Bukan hanya mengajar, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik/ menyiapkan siswa sebelum terjun ke masyarakat. Salah satunya juga menyiapkan mereka untuk menjadi pemimpin di masa depan.  

Fakta/ peristiwa yang terjadi 

Di tahun kedua saya menjadi seorang guru, banyak pengalaman dan kondisi baru yang saya alami. Terlebih ketika saya diberi kesempatan melayani sebagai guru kelas dan melanjutkan pelayanan sebagai pembina OSIS. Dalam POV sebagai guru di dalam kelas, mengajarkan siswa bukan hanya tentang materi tetapi tentang kesadaran sosial, yang peka dengan lingkungan sekitar menjadi hal yang menarik untuk dilakukan. Mengajarkan siswa untuk tidak egois, mengutamakan kepentingan kelompok, dan bertanggung jawab di dalam kehidupan sosial. POV sebagai pembina OSIS, mengajarkan tentang menjadi pemimpin yang baik, meskipun saya pun masih berproses untuk mencapai hal tersebut. Dalam OSIS pun diajarkan untuk peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan siswa dan sekolah agar dapat berjalan selaras untuk tujuan bersama 

Kendala yang dialami 

Dalam proses tersebut tentu saya mengalami banyak tantangan, terutama dalam hal mengatur waktu dan menyeimbangkan antara tanggung jawab sebagai guru pengajar dan pembina organisasi. Intervensi dari luar maupun dalam membuat saya goyah. Seperti adanya siswa yang kurang diperhatikan oleh teman-temannya di kelas sehingga mempengaruhi proses pembelajarannya. Dalam organisasi adanya masalah/ kendala ketika menjalankan suatu event. Kendala dari dalam, saya yang kesulitan dalam mengatur waktu dan menjaga kestabilan.  

Perasaan 

Dibalik itu semua, adalah perasaan senang karena dengan begini saya belajar untuk semakin memahami orang lain. Seperti dalam sosiologi, adanya konflik membuat rasa solidaritas di dalam kelompok semakin kuat. Hal itu yang saya rasakan. Saya juga bersyukur memiliki para senior yang dengan sabar memberikan teladannya bagi saya 

Pembelajaran 

 Dari figur teladan tersebut, membuat saya termotivasi untuk menjadi teladan juga bagi siswa di kelas maupun siswa tergabung dalam organisasi, dan memang bahwa praktik sosiologi bukan di dalam lab, tetapi lokasi praktek sosiologi adalah di dalam masyarakat. Selain itu, banyak hal baik yang membuat saya ‘semakin semakin’ belajar tentang mengatasi masalah di dalam kelas maupun dalam organisasi. 

Closing 

Itulah saat ketika ilmu yang saya pelajari diaplikasikan melalui teladan yang bisa saya berikan kepada siswa di kelas maupun organisasi. Seperti istilah dalam sosiologi yang saya sukai “gregariousness” dorongan manusia untuk hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Itulah yang menjadi dasar terjadinya kesadaran sosial dan kepemimpinan di dalam organisasi. Implementasi dalam kehidupan sehari-hari dapat saya lakukan dengan sederhana yaitu keterbukaan untuk diberikan kritik/ saran dari orang lain. Dengan begini saya dapat menunjukkan teladan tersebut kepada siswa di kelas untuk meningkatkan kesadaran sosial, dan karakter seorang pemimpin dalam organisasi .

Jessica Claudia Kirstinova