Taukah kamu, sebuah survei yang dilakukan oleh I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 menunjukkan sebanyak 15.5 juta atau sekitar 34.9% remaja mengalami masalah kesehatan mental. Kemudian, data dari WHO juga menunjukkan 1 di antara 7 anak berusia 10-19 tahun mengalami masalah kesehatan mental (Kemenkes, 2024)? Sayangnya, permasalahan ini masih belum dianggap serius oleh kebanyakan orang. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Karena sehat mental, maka akan membuat kita sehat fisik dan semakin produktif.
Kalau saat ini, sedang merasa down banget, overthinking, kepikiran terus, tidak bisa fokus belajar, malas bertemu orang, sulit mengendalikan emosi atau gampang tersinggung bahkan sampai tidak nafsu makan. Itu tandanya pikiran dan perasaan sedang “berat”. Wajar, semua orang pasti pernah mengalami hal itu, tapi yang jadi masalah banyak dari kita yang milih diam aja. Entah karena gengsi, takut dibilang lebay, atau berfikir “ah, nanti juga hilang sendiri.” Padahal, kalau dipendam sendiri justru bikin beban makin berat. Gejala-gejala umum ini kalau terus dibiarkan akan menjadi gangguan kesehatan mental yang bisa berujung pada perilaku menyakiti diri sendiri, orang lain bahkan bunuh diri. Maka butuh release button, salah satunya adalah CURHAT (Curahan Hati). Curhat itu seperti tombol release yang mengeluarkan hal-hal yang bikin sesak di hati, pikiran dan perasaan kita, supaya lega lagi.
Terus, harus curhat ke siapa? Selain tenaga profesional seperti ke psikolog atau guru BK, bisa juga ke orangtua, saudara, ke sahabat yang bisa dipercaya, ke mentor atau kakak kelas yang bijak, atau bisa curhat lewat diary pribadi (journaling) kalau memang belum siap cerita langsung, yang penting, tidak dipendam sendirian. Mereka yang mendengarkan keluh kesah kita, bisa menemani dan mendukung di saat sulit, serta memberi perspektif baru pada permasalahan dan pikiran kita. Harus diingat, curhat itu bukan sekedar mengeluh, tapi curhat yang sehat dan tepat itu yang bisa membuat kita merasa lebih ringan setelah bercerita, dapat sudut pandang baru dan termotivasi untuk coba bangkit lagi. Kalau setelah curhat justru makin tertekan, berarti mungkin butuh pilih orang yang lebih tepat buat diajak bercerita.
Curhat menjadi salah satu cara untuk bisa menjaga kesehatan mental kita. Kenapa Kesehatan mental penting buat remaja SMA? Karena masa remaja SMA itu terjadi banyak perubahan baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Selain itu, juga penuh dengan tekanan, seperti ujian, tugas organisasi, persahabatan, bahkan soal cinta. Kalau pikiran terlalu berat, kita bisa kehilangan fokus sama hal-hal penting. Dengan berani curhat, kita sebenarnya lagi bilang ke diri sendiri: “Aku peduli sama kesehatan mentalku.” Jadi, jangan takut buat cerita, curhat bisa jadi salah satu “obat” terbaik biar hati dan pikiran tetap sehat.
Oleh : Bernadeta C. Ariska, S.Psi