MENJADI JEMBATAN YANG TIDAK TERLIHAT KETIKA 

Berita

Minggu lalu saat saya selesai mengajar, posisi saya masih dimeja guru di depan kelas. Datang seorang siswi langsung berlutut dan menangis. Siswi tersebut langsung bercerita tentang kondisi hidupnya yang penuh kesulitan. Ia merasa lelah dengan keadaan dan mengaku sudah kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup. Tentunya saya kaget karena tidak ada prolog atau ancang-ancang sebelumnya. Saya ajak keluar dan saya dengarkan siswi tersebut bercerita sampai selesai dan saya biarkan tetap menangis supaya lega.

Pengalaman ini menjadi titik refleksi yang sangat berharga bagi saya. Sebagai seorang guru dan Humas, saya menyadari bahwa tanggung jawab saya tidak hanya berkaitan dengan citra sekolah atau komunikasi eksternal, tetapi juga mencakup upaya membangun hubungan yang hangat, empatik, dan penuh kepedulian dengan siswa. Dalam momen tersebut, saya belajar bahwa kehadiran, empati, dan kesediaan untuk mendengarkan jauh lebih penting daripada sekadar memberikan nasihat.

Saya berusaha mendengarkan dengan sepenuh hati tanpa menghakimi, sambil memastikan siswa tersebut merasa aman dan diterima. Karena tugas yang beraneka ragam saya melewatkan step/bagian untuk berkomunikasi dengan walikelas dan BK. Setelah sharing ini saya akan sampaikan kepada walikelas dan BK supaya mendapatkan pendampingan lebih lanjut secara profesional. Pengalaman ini membuka mata saya bahwa di balik perilaku atau prestasi siswa, sering kali tersembunyi beban dan cerita hidup yang berat.

Dari peristiwa ini saya belajar bahwa pembinaan siswa bukan hanya tentang kedisiplinan, tetapi juga tentang kepedulian terhadap kondisi emosional dan kesejahteraan mental mereka. Sebagai Humas, kemampuan berkomunikasi dengan empati menjadi hal yang sangat penting—karena terkadang, sekadar mau mendengar dapat menjadi bentuk dukungan yang sangat berarti bagi seseorang yang sedang berjuang.

Ke depan, saya berkomitmen untuk terus meningkatkan kepekaan sosial dan kemampuan komunikasi empatik agar dapat lebih sigap dan bijak dalam menghadapi situasi serupa. Saya juga menyadari pentingnya kolaborasi antara Humas, guru BK, dan seluruh pihak

Guru Ekonomi SMAK St. Louis 2

Novy Anjarwati, S.Pd